Sisi Lain Kapolres Tapsel Alumni Pesantren, Piawai Berdakwah

tribratanews.restapsel.sumut.polri.go.id, TAPANULI SELATAN – Menilik sisi lain dari AKBP Yasir Ahmadi, SIK, MH, Kapolres Tapanuli Selatan (Tapsel), yang merupakan alumni Pondok Pesantren Darul Mursyid Sipirok, ternyata piawai berdakwah.

Sisi lain Kapolres Tapsel alumni Pondok Pesantren yang piawai berdakwah ini tergambar, saat ia mengisi kajian ba’da salat Magrib di Masjid Agung Syahrun Nur Sipirok, Kamis (11/1/2024) petang.

Pembawaan buah hati mantan Ketua MUI Padangsidimpuan, Alm H Ahmad Syaukani ini saat menyampaikan ceramah begitu teduh. Bahkan, jamaah Masjid Agung Syahrun Nur tampak mengikuti ceramah dengan seksama.

Pria yang mahir berbahasa Arab dan Inggris ini, mengangkat kajian tentang rasa syukur kepada Allah SWT. Di mana, menurut lulusan Akpol 2005 ini, mengawali ceramah terkait, mengapa Allah SWT perintahkan umat manusia bersyukur.

“Apa yang harus saya syukuri dengan kesusahan dan kesulitan ini? Andai kita lagi (posisi) susah. Kenapa Allah perintahkan saya di tengah kesulitan ini tetap bersyukur? Itu pertanyaan besar bagi kita,” ucapnya ke jamaah.

“Mungkin Bapak yang kaya raya, ya Bapak pantas bersyukur. Tapi, kalau yang susah ini, apa yang mau saya syukuri? Kenapa Allah perintahkan kita untuk tetap bersyukur? Satu, (karena) nikmat Allah itu kita tidak bisa hitung,” imbuhnya.

Manusia, menurut AKBP Yasir, tidak akan pernah bisa menghitung nikmat Allah. Contohnya, apa manusia pernah meminta kepada Allah berapa denyut jantung yang harus di pacu dalam sehari.

“Apa kita meminta kepada Allah, berapa jumlah oksigen yang harus kita hirup untuk mencukupi paru-paru, otak, serta kepala kita? Maka itu, masuk akal Allah menyuruh kita bersyukur, karena kita sendiri tak kuasa akan diri kita,” terangnya.

Ia menjelaskan, bahwa Allah lebih tau kebutuhan manusia. Maka dari itu, Allah perintahkan manusia untuk bersyukur. Bagaimana kondisi dari manusia, Allah yang lebih mengetahui.

Syukur Aspek Integral Kehidupan

Rasa syukur kepada Allah merupakan aspek integral dalam kehidupan seorang Muslim. Dengan memahami dan merasakannya, umat Islam harapannya dapat hidup dalam keseimbangan.

“Selain itu, syukur harapannya dapat memicu rasa damai dan penghargaan terhadap nikmat-nikmat yang diberikan oleh Sang Pencipta,” tandas AKBP Yasir.

Komentar